BERITA

Anak-Anak Juga Bisa Membuat Robot

Published: 2006-09-09

Membuat robot ternyata tidak sesulit yang dibayangkan. Membuat robot pun tak hanya dapat dilakukan mahasiswa yang sudah jagoan komputer. Dengan seperangkat komponen yang dikembangkan Lego Education, anak SD hingga SMU bisa merancang sendiri robot yang diinginkan.

Berbeda dengan Lego yang dijual secara ritel, beberapa jenis permainan yang dibuat Lego Education telah dilengkapi RCX, sekotak mini komputer berisi prosesor dan memori yang dapat diisi program robot. Selain itu, sebagian komponen-komponen bongkar pasangnya juga dilengkapi sensor cahaya, gerak, bahkan temperatur.

Untuk menggerakkan komponen-komponen tersebut, pengguna harus membuat program robot di komputer, kemudian ditransfer ke RCX melalui inframerah. Aplikasi pemrograman bernama Robolab yang digunakan Lego ini telah didesain semudah mungkin bagi anak-anak.

Software yang dikembangkan LabVIEW National Instruments ini menampilkan ikon-ikon yang mewakili fungsi dalam bentuk diagram alir, sehingga anak-anak dapat melakukan pemrograman tanpa harus mengetik syntax (perintah tertentu). Anak-anak cukup menyusunnya satu demi satu. Untuk sementara waktu, Robolab baru berjalan di komputer Windows dan Mac OS X.

Cukup dengan pelatihan intensif selama sekitar tiga jam, setiap orang bisa membuat robot. Pelatihan diperlukan hanya untuk memperkenalkan fungsi-fungsi pemrograman aplikasi Robolab dan menyusun Lego. Selanjutnya, pengguna bebas berkreasi.

Tetapi, jangan harap menemukan permainan yang cukup canggih ini di etalase mal atau toko mainan. Pasalnya, Lego jenis ini tidak dijual bebas. Satu unit kit robotik dari Lego Education tipe 4794 dijual seharga Rp 3,7 juta dan tipe terbarunya Mindstorms NXT dijual seharga Rp 4,1 juta. Lego Education sebenarnya juga menyediakan permainan selain robotik yang dijual dari harga Rp 200 ribu.

"Kami memang tidak langsung menjualnya begitu saja, tapi ingin orang tahu lebih dulu bagaimana cara menggunakannya," kata Bambang Rusli, Direktur Mikroskil Robotik Centre (MRC), satu-satunya distributor Lego Education di Indonesia sekarang.

Ia mengatakan, peserta yang tertarik mengikuti training selama ini bervariasi dari anak-anak usia 6 tahun hingga kakek-kakek. Selain menggelar training menggunakan Lego Education dengan biaya antara Rp 150 ribu hingga Rp 500 ribu, MRC juga mendirikan tempat bermain (free play) dan menyediakan fasilitator yang yang bebas dikunjungi kapan saja tanpa biaya lagi. Di setiap bungkus Lego Education juga tersedia buku panduan singkat menggunakan komponen-komponen Lego.

Lomba Robot
Saat ini, lebih dari 100 kit robot telah terjual. MRC baru membuka layanannya di Medan, namun segera menyusul di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Untuk memperkenalkan permainan robotik ini lebih luas, MRC menggelar pameran dari tanggal 5 hingga 15 September dan Indonesian Robotic Olympiad (IRO) di Mal Taman Anggrek Jakarta pada tanggal 16 hingga 17 September 2006.

Peserta yang telah mendaftar sebanyak 30 tim junior untuk usia 12 hingga 15 tahun dan 15 tim senior untuk usia 15 hingga 18 tahun. Tim-tim tersebut berasal dari Medan, Padang, Jakarta, Semarang, dan Surabaya dan masing-masing beranggotakan antara 2 hingga 3 orang.

Setiap peserta junior akan dihadapkan pada seperangkat kit robot dan komputer untuk membuat robot yang paling cepat berjalan lewat jalur tertentu dan membaca huruf di langit-langit. Sedangkan, peserta senior diminta membuat robot yang dapat menghitung luas daerah tertentu.

"Di sini, meski rumusnya sama, setiap peserta punya teknik tersendiri untuk menyelesaikan sesuai kreativitasnya," ujar Bambang.

Pemenang masing-masing kategori akan dikirim ke World Robotic Olympiad (WRO) ke-9 di Nanning, China pada tanggal 17 hingga 18 November. Keduanya akan dikirim bersama 3 tim lainnya yang telah disiapkan MRC.