Sebagai seorang mahasiswa, Demian Aditya yang dikenal sebagai illusionist ternama di Indonesia menyempatkan diri mengunjungi STMIK-Mikroskil di jalan Thamrin Medan. Meski sudah menjadi orang terkenal dan sudah masuk jajaran selebritis di Indonesia, Demian ingin dekat dan berkenalan dengan mahasiswa Mikroskil, sembari memperkenalkan sulap yang bukan semata tipuan, tetapi sebagai hiburan yang menarik.
Sebelum tampil 9 Desember 2007 di Tiara Convention Hall, sang illusionist Demian Aditya, menyempatkan diri tampil di depan mahasiswa STMIK-Mikroskil pada hari Jumat (7 Desember 2007). Meski penampilannya hanya setengah jam di Kampus B Lantai 6 jalan Thamrin Medan, tetapi permainannya mampu 'membius' seratusan mahasiswa di ruang kantin kampus tersebut. Permainan kartunya begitu menghibur, mampu membuat mahasiswa dan mahasiswi berdecak kagum. Tepuk tangan mahasiswapun terus mengiringi penampilannya. Bahkan ketika duduk santai, mahasiswa Mikroskil berusaha mendekat dan mengabadikan fotonya lewat kamera ponsel mereka.
Ketika ditanya mengapa tampil melakukan 'pemanasan' di kampus STMIK Mikroskil, Demian menjelaskan, ia ingin berbaur dengan mahasiswa Mikroskil, menunjukkan kepada mereka bahwa sulap itu bukan hanya tipuan, tapi sudah mengarah ke hiburan. "Saya senang tampil di depan mahasiswa Mikroskil, soalnya saya pun mahasiswa. Mahasiswa Mikroskil ramah, tertib, dan tidak menyangka mahasiswa banyak yang hadir meski kehadiran saya di sini tidak diumumkan sebelumnya," tegasnya.
Sementara itu, Pembantu Ketua III, Saliman, S.T. mengatakan, pihaknya senang atas kunjungan Demian dan timnya. "Kunjungan ini, selain menghibur, juga secara tidak sengaja juga memberikan masukan kepada mahasiswa, bahwa kegiatan apapun kalau digeluti secara profesional, bisa menjadi pilihan hidup yang baik," ungkapnya.
Demian menceritakan, kalau ia baru menjadi profesional sejak tahun 2002. Ketika itu ia mulai tampil di cafe. "Sambutan yang hangat dan luar biasa ketika itu membuat saya tertantang untuk menampilkan sulap yang lebih baik. Ketika itu sulap masih dianggap sebatas tipuan. Oleh sebab itu saya ingin memberitahukan kepada masyarakat luas, bahwa permainan saya bukan fiksi," ungkapnya. Ia mengaku tidak belajar secara khusus untuk mampu menampilkan berbagai permainan, tetapi belajar otodidak, belajar dari buku-buku, dan ingin menciptakan sebanyak mungkin permainan baru, tanpa harus meniru permainan orang lain. "Saya cari info dari Internet, kemudian membentuk tim secara profesional sejak tahun 2003. Awalnya orang tua tidak setuju. Mungkin mereka beranggapan mau dikasih makan apa nanti anak dan istri saya kalau kerjanya cuma main sulap, tetapi akhirnya mereka mendukung," jelasnya.
Demian si anak jomblo ini, yang ingin menikah pada usia 30 tahun dan sekarang berusia 27 tahun, ternyata punya obsesi agar masyarakat Indonesia dan dunia menghargai sulap. "Kalau orang nonton Spiderman misalnya di bioskop, meski penonton tahu bahwa itu tidak benaran, tapi mereka senang menontonnya, bersedia membayar untuk itu. Saya pun ingin membuat sulap seperti itu, penuh dengan hiburan dan dihargai sebagai profesional dan kegiatan lainnya," ungkapnya.