Hardy, mahasiswa S-1 Teknik Informatika STMIK-Mikroskil, tidak sanggup menyembunyikan kegembiraannya. Dia baru saja menerima kabar mendapatkan kesempatan magang menyelesaikan tugas akhir di Universiti Sains Malaysia (USM), Penang. Mahasiswa kelahiran 26 Desember 1985 mengaku kesempatan ini menjadi kebanggaan sekaligus beban moral, karena keberangkatannya ke negeri jiran membawa nama baik kampus dan negara. "Saya di sana kan dalam rangka magang untuk melakukan riset sebagai bahan penyusunan skripsi yang ditugaskan kampus. Artinya, harus bisa membuktikan diri kemampuan kita sama dengan mahasiswa yang belajar di sana," katanya sewaktu diwawancarai, belum lama ini.
Sejak tahun 2005, STMIK-Mikroskil mengirim mahasiswa semester akhir magang di berbagai perguruan tinggi terkemuka. Tentunya, mahasiswa yang dikirim adalah mahasiswa yang berprestasi dan memiliki persyaratan tertentu. Tujuannya adalah untuk menguji mutu pendidikan dan lulusan Mikroskil dengan perguruan tinggi terkemuka, baik dalam maupun luar negeri.
Tahun ini, Hardy yang terpilih untuk menguji mutu pendidikan dan lulusan yang diberikan Mikroskil di USM, Penang. Di USM, Hardy akan magang di National Advanced IPv6 Centre of Excellence (NAv6), pusat riset jaringan IPv6 USM, untuk jangka waktu 4 bulan. "Saya akan mengerjakan tugas akhir sekaligus membantu riset jaringan komputer berbasis IPv6," ujarnya seraya menambahkan saat ini jaringan Internet kita umumnya masih berbasis IPv4.
Kesempatan yang ditawarkan Mikroskil membuat Hardy merasa tertantang untuk melakukan yang terbaik bersaing menguji kemampuan dengan mahasiswa tempat dia magang. "Tidak semua orang dapat kesempatan ini," ujarnya, sebelum berangkat ke Penang, pekan lalu.
Pembantu Ketua III STMIK-Mikroskil, Saliman, S.T. saat mendampingi Hardy mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pengamatan secara cermat selama berbulan-bulan untuk menentukan mahasiswa yang terpilih mengikuti program ini. "Kami memilihnya tidak hanya berdasarkan prestasi akademik, tetapi juga nonakademiknya. Selain pintar, kami juga memilih mahasiswa yang cerdas," ujarnya.
Berbicara prestasi, Hardy tidak diragukan lagi. Putra sulung dari tiga bersaudara pasangan Herry Wijaya dan Roosye ini tercatat sebagai finalis lomba pemrograman tingkat nasional selama dua tahun berturut-turut dan tercatat sebagai Microsoft Student Partner di Indonesia, serta prestasi lainnya. Di kampusnya, Hardy juga pernah aktif sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika dan sampai saat ini masih sebagai Pemimpin Redaksi Tabloid Mikroskil News.
Menurut Saliman, mengirim mahasiswa terbaik magang ke berbagai perguruan tinggi terbaik adalah cara untuk menguji standar mutu pendidikan dan lulusan STMIK-Mikroskil. "Program ini seluruhnya dibiayai Mikroskil," ujar Saliman.
Untuk mendukung program ini, STMIK-Mikroskil telah bekerja sama dengan perguruan tinggi terbaik di dalam dan luar negeri. Hasilnya, setelah dievaluasi rata-rata mahasiswa yang dikirim mampu mengimbangi mahasiswa tempat dia magang. Selain itu, banyak di antara mereka berhasil diterima bekerja di perusahaan besar di dalam dan luar neger, bahkan di instansi pemerintah pun ada. "Ini membuktikan lulusan Mikroskil memiliki standar mutu yang mampu bersaing di dunia pasar kerja nasional dan internasional," tandas Saliman.